Tuesday 31 December 2013

::TAZKIRAH - AKHIR UMUR DUNIA::





RENUNGAN UNTUK KITA HAYATI BERSAMA. SEMOGA MENDAPAT MANFAAT DARINYA.


Nabi SAW bersabda, maksudnya: 


"Sesiapa yang mati pada masa ia dalam keadaan taatkan Allah, beramal soleh, maka ia dibangkitkan oleh Allah hidup kembali dengan keadaan yang menyukakannya; dan sesiapa yang mati pada masa ia dalam keadaan derhaka kepada Allah, berbuat jahat, maka ia dihidupkan kembali dengan keadaan yang mendukacitakannya," 

(Hadis Riwayat Jabir RA)

Huraian:


Sekiranya sewaktu hidup di dunia melakukan perkara yang baik dan meninggalkan perkara yang dilarang, pasti ganjaran pahala sedia menanti.


Sebaliknya, jika perbuatan-perbutan keji yang menjadi amalan hidupnya, catatan dosa pula sedia menanti. Ajal maut adalah ketentuan ilahi. Tidak terawal, atau terlewat, walaupun sedetik. 


Insya-Allah pintu taubat masih terbuka, selagi nyawa belum sampai ke halkum. Sekiranya seseorang mati dalam keadaan beriman, dibangkitkan kelak dalam kedaan gembira. Sebaliknya, apabila mati dalam keadaan derhaka, pasti dibangkitkan dalam keadaan mendukacitakan.


Setiap orang dibangkitkan mengikut amalan masing-masing.

PUSAT ISLAM UNIVERSITI
UNIVERSITI PUTRA MALAYSIA
(SUMBER : JaKiM)

Monday 30 December 2013

::TAZKIRAH - BERTAUBATLAH!::



RENUNGAN UNTUK KITA HAYATI BERSAMA. SEMOGA MENDAPAT MANFAAT DARINYA.



Dari Ibnu Umar r.a katanya, Rasulullah s.a.w bersabda: 


Wahai manusia! Bertaubatlah kamu semua kepada Allah. Sesungguhnya aku bertaubat kepada-Nya seratus kali setiap hari.� 

(Hadis Riwayat Muslim)

PUSAT ISLAM UNIVERSITI
UNIVERSITI PUTRA MALAYSIA

(SUMBER : JaKiM)

Thursday 19 December 2013

::TAZKIRAH - MENYESAL KEMUDIAN TIADA GUNANYA!::

RENUNGAN UNTUK KITA HAYATI BERSAMA. SEMOGA MENDAPAT MANFAAT DARINYA.

Dari Anas bin Malik r.a katanya, Rasulullah s.a.w. bersabda:
 
Kelak akan ditanya kepada orang kafir pada hari kiamat, bagaimana pendapatmu seandainya seluruh isi bumi ini menjadi emas dan menjadi milikmu, mahukah engkau menebus dosamu dengannya?� 
 
Jawab orang itu:�Mahu!� Maka dikatakan kepadanya:�Dahulu telah diminta kepadamu (tebusan) yang lebih ringan dari itu.� 
 
(Hadis Riwayat Muslim).

PUSAT ISLAM UNIVERSITI
UNIVERSITI PUTRA MALAYSIA
(SUMBER : aL-HaDiS)

Wednesday 18 December 2013

::TAZKIRAH - KEUTAMAAN SAF YANG PERTAMA::





Nabi s.a.w bersabda: 
"Sesungguhnya Allah memberi rahmat dan Malaikatnya pula mendoakan bagi orang-orang yang masuk menutup celah-celah saf sembahyang serta orang-orang yang merapatkannya; dan orang yang masuk menutup celah saf sembahyang itu (akan beroleh satu tambahan lagi, iaitu) diangkatkan Allah martabatnya dengan perbutannya yang tersebut: satu darjat." 
(Hadis Riwayat Aisyah r.a)

Huraian:
 
Solat berjamaah adalah lebih besar ganjarannya daripada bersolat seorang diri dengan 27 kali ganda pahalanya.

Setiap saf mestilah disusun dengan sempurna iaitu rapat dan penuh serta tidak terputus-putus.

Orang-orang yang mengambil berat tentang barisan (saf) sembahyang jemaah yang disertainya dijanjikan balasan rahmat dari Allah S.W.T serta malaikat mendoakan kebaikan untuk dirinya malah orang yang masuk menutup celah-celah saf sembahyang akan diangkat lagi martabatnya dengan satu darjat.

::Jazakallah Khayran/Jazakillah Khayran/Jazakumullah Khayran::



[Bagaimana Menjawab Jazakallah Khayran/Jazakillah Khayran/Jazakumullah Khayran]
  
Ada beberapa ketentuan dalam mengucapkan jazakallah:- 

- jazakallahu khairan (engkau, lelaki)
- jazakillahu khairan (engkau, perempuan)
- jazakumullahu khairan (kamu sekalian)
- jazahumullahu khairan (mereka

Banyak orang yang sering mengucapkan “waiyyak (dan kepadamu juga)” atau “waiyyakum (dan kepada kalian juga)” ketika telah dido’akan atau mendapat kebaikan dari seseorang. 

Apakah ada sunnahnya mengucapkan seperti ini? Lalu bagaimanakah ucapan yang sebenarnya ketika seseorang telah mendapat kebaikan dari orang lain misalnya ucapan “jazakallah khair atau barakalahu fiikum”? Berikut fatwa Ulama yang berkaitan dengan ucapan tersebut: 

Asy Syaikh Muhammad ‘Umar Baazmool, pengajar di Universitas Ummul Quraa Mekah, ditanya: Beberapa orang sering mengatakan “Amiin, waiyyaak” (yang artinya “Amiin, dan kepadamu juga”) setelah seseorang mengucapkan “Jazakallahu khairan” (yang berarti “semoga ALLAH membalas kebaikanmu”). 

 Apakah merupakan suatu keharusan untuk membalas dengan perkataan ini setiap saat? Beliau menjawab:Ada banyak riwayat dari sahabat dan dari Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam, dan ada riwayat yang menjelaskan tindakan ulama

Dalam riwayat mereka yang mengatakanJazakalahu khairan,” tidak ada yang menyebutkan bahwa mereka secara khusus membalas dengan perkataanwa iyyaakum.” Karena ini, mereka yang berpegang pada perkataanwa iyyaakum,” setelah doa apapun, dan tidak berkata Jazakallahu khairan,” mereka telah jatuh ke dalam suatu yang baru yang telah ditambahkan (untuk agama)

Al-Allamah Asy-Syaikh Al-Muhaddits Abdul Muhsin Al-Abbad hafizhahullah Ta’ala ditanya: apakah ada dalil bahwa ketika membalasnya dengan mengucapkan “wa iyyakum” (dan kepadamu juga)? Beliau menjawab:“tidak ada dalilnya, sepantasnya dia juga mengatakanjazakallahu khair” (semoga Allah membalasmu kebaikan pula), yaitu dido’akan sebagaimana dia berdo’a, meskipun perkataan sepertiwa iyyakumsebagai athaf (mengikuti) ucapanjazaakum”, yaitu ucapan wa iyyakumbermaknasebagaimana kami mendapat kebaikan, juga kalian” ,namun jika dia mengatakan jazakalallahu khairdan menyebut do’a tersebut secara nash, tidak diragukan lagi bahwa hal ini lebih utama dan lebih afdhal.” 

 Asy Syaikh Ahmad bin Yahya An Najmi ditanya: Apa hukumnya mengucapkan, “Syukran (terimakasih)” bagi seseorang yang telah berbuat baik kepada kita? Beliau menjawab:Yang melakukan hal tersebut sudah meninggalkan perkara yang lebih utama, yaitu mengatakan,Jazaakallahu khairan (semoga ALLAH membalas kebaikanmu.Dan pada Allah-lah terdapat kemenangan. Ada beberapa ketentuan dalam mengucapkan jazakallah:- 

- jazakallahu khairan (engkau, lelaki)
- jazakillahu khairan (engkau, perempuan)
- jazakumullahu khairan (kamu sekalian)
- jazahumullahu khairan (mereka) 

Dalil sunnah dalam menjawab doa “Jazakallahu khoyron” adalah : 

Dari Anas bin Malik rodhiyallohu anhu ia berkata: Usaid bin al-Hudhoir an-Naqib al-Asyhali datang kepada Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam, maka ia bercerita kepada Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam tentang sebuah keluarga dari Bani Zhofar yang kebanyakannya adalah wanita, maka Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam membagi kepada mereka sesuatu, membaginya di antara mereka, lalu Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam berkata :

 تركتَنا -يا أسيد!- حتى ذهب ما في أيدينا، فإذا سمعتَ بطعام قد أتاني؛ فأتني فاذكر لي أهل ذلك البيت، أو اذكر لي ذاك. فمكث ما شاء الله، ثم أتى رسولَ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طعامٌ مِن خيبر: شعيرٌ وتمرٌ، فقسَم النبيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ في الناس، قال: ثم قسم في الأنصار فأجزل، قال: ثم قسم في أهل ذلك البيت فأجزل، فقال له أسيد شاكرًا له: جزاكَ اللهُ -أيْ رسولَ الله!- أطيبَ الجزاء -أو: خيرًا؛ يشك عاصم- قال : فقال له النبي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: وأنتم معشرَ الأنصار! فجزاكم الله خيرًا- أو: أطيب الجزاء-، فإنكم – ما علمتُ- أَعِفَّةٌ صُبُرٌ 

Engkau meninggalkan kami wahai Usaid, sampai habis apa-apa yang ada pada kami, jika engkau mendengar makanan mendatangiku, maka datangilah aku dan ingatkan padaku tentang keluarga itu atau ingatkan padaku hal itu.” 

Maka setelah beberapa saat, datang kepada Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam makanan dari khoibar berupa gandum dan kurma, maka Nabi shollallohu alaihi wa sallam membaginya kepada manusia. Ia berkata: kemudian beliau membaginya kepada kaum Anshor lalu makanan itupun menjadi banyak, lalu ia berkata: kemudian beliau membaginya kepada keluarga tersebut lalu makanan itupun menjadi banyak. Lalu Usaid pun mengucapkan rasa syukurnya kepada Nabi: “Jazakallohu athyabal jaza’ –atau khoiron- (Semoga Alloh membalasmu -yaitu kepada Rosululloh- dengan sebaik-baik balasan –atau kebaikan), 

Ashim (perawi hadits, pent) ragu-ragu dalam lafadznya, lalu ia berkata : Nabi shollallohu alaihi wa sallam kemudian membalasnya : wa antum ma’syarol Anshor, fa jazakumullohu khoiron –atau athyabal jaza’ (dan Kalian wahai sekalian kaum Anshor, semoga Alloh membalas kalian dengan kebaikan –atau sebaik-baik balasan), sesungguhnya setahuku kalian adalah orang-orang yang sangat menjaga kehormatan lagi penyabar…”[HR. an-Nasa’i no. 8345, ath-Thobroni dalam Mu’jam al-Kabir no. 567, Ibnu Hibban no. 7400 & 7402, Abu Ya’la al-Mushili dalam Musnadnya no. 908, dll. Dishohihkan syaikh al-Albani dalam ash-Shohihah no. 3096] 

 Begitu pula terdapat contoh atsar para salaf yang mengamalkan ucapan ini. Imam Bukhori rohimahulloh meriwayatkan dalam al-Adabul mufrod dengan sanadnya dari Abu Murroh, maula Ummu Hani’ putri Abu Tholib: 

:أنه ركِبَ مع أبي هُريرة إلى أرضِه بالعقيق، فإذا دَخَلَ أرْضَهُ صَاح بأعلى صوتِه : عليكِ السَّلامُ ورحمةُ اللهِ وبركاتُه يا أُمتاه! تقولوعليكَ السَّلامُ ورحمةُ اللهِ وبركاتُه، يقول: رحمكِ اللهُ؛ ربَّيْتِني صغيرًافتقول: يا بُنيّ! وأنتَ فجزاكَ اللهُ خيرًا، ورضي عنك؛ كما بَرَرْتَني كبيرًا 

 Bahwasanya ia berkendara bersama Abu Huroiroh ke kampung halamannya di ‘Aqiiq. Ketika ia sampai di rumahnya ia berkata dengan mengeraskan suaranya: 

“Alaikissalam warohmatullohi wabarokatuh wahai ibuku.”Lalu ibunya berkata :” wa’alaikassalam warohmatullohi wabarokatuh.”Ia berkata (bersyukur kepada ibunya, pent) : “Rohimakillah (semoga Alloh merahmatimu wahai ibu), engkau telah merawatku ketika aku masih kecil.”Maka ibunya berkata : “Wahai anakku wa anta fajazakallohu khoiron, semoga Alloh meridhoimu sebagaimana engkau berbuat baik kepadaku saat engkau sudah besar.”[HR. al-Bukhori dalam al-Adabul Mufrod no. 15, syaikh al-Albani rohimahulloh berkata: “sanadnya hasan” dalam shohih al-Adabul Mufrod no. 11] 

Dalam Thobaqot al-Hanabilah diriwayatkan:

أنبأنا المبارك عن أبي إسحاق البرمكي حدثنا محمد بن إسماعيل الوراق حدثنا علي بن محمد قال: حدثني أحمد بن محمد بن مهران حدثنا أحمد بن عصمة النيسابوري حدثنا سلمة بن شبيب قال: عزمت على النقلة إلى مكة فبعت داري فلما فرغتها وسلمتها وقفت على بابها فقلت: يا أهل الدار جاورناكم فأحسنتم جوارنا جزاكم الله خيراً وقد بعنا الدار ونحن على النقلة إلى مكة وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته قال: فأجابني من الدار مجيب فقال: وأنتم فجزاكم الله خيرا ما رأينا منكم إلا خيرا ونحن على النقلة أيضاً فإن الذي اشترى منكم الدار رافضي يشتم أبا بكر وعمر والصحابة رضي الله عنهم

 Dari Salamah bin Syabib, ia berkata : aku ingin pindah ke Mekkah, lalu akupun menjual rumahku. Ketika urusannya selesai aku pamit kepada tetanggaku dan mengucapkan salam sambil berdiri di depan pintu rumahnya, aku berkata: “Wahai tetanggaku, kami telah hidup bertetangga dengan kalian dan kalianpun telah berbuat baik dalam bertetangga dengan kami, jazakumulloh khoiron, aku telah menjual rumah kami dan kami akan pindah ke Mekkah, wa’alaikumussalam warohmatulloh wa barokatuh.”Lalu seseorang dari rumah itu menjawab: “wa antum fajazakumulloh khoiron, tidaklah kami melihat pada kalian melainkan kebaikan, tapi kami mau pindah juga karena ternyata yang membeli rumah kalian adalah seorang Rofidhoh (syi’ah) yang mencela Abu Bakr, Umar dan pada shahabat rodhiyallohu anhum.”[Thobaqot al-Hanabilah 1/65, Maktabah Syamilah] Semoga bermanfaat, Wallahu ta’ala a’lam bissowab. Muraja’: - sunniforum.com/forum/showthread.php?t=3105 - darussalaf.or.id/stories.php?id=1520 - Hisnul Muslim, Syaikh Said bin Ali Al Qathani

Sumber:

Tuesday 17 December 2013

::TAZKIRAH - NILAI- NILAI ISLAM YANG PALING UTAMA::


RENUNGAN UNTUK KITA HAYATI BERSAMA. SEMOGA MENDAPAT MANFAAT DARINYA.



Abdullah Ibnu Umar r.a menceritakan bahawa seorang lelaki berkata kepada nabi SAW : 
 
Manakah amalan Islam yang paling baik? Nabi menjawab; Engkau memberikan makanan kepada orang-orang miskin dan engkau mengucapkan salam kepada orang yang telah engkau kenal dan kepada orang yang belum engkau kenal.� 
 
(Hadis Riwayat al-Bukhari dan Muslim)

Huraian:
 
Rasulullah SAW menerangkan bahawa sebaik-baik amalan dalam syariat Islam ialah memberi makan dan bermurah hati kepada fakir miskin sama ada dengan cara menjamu mereka atau sebagainya serta mengucapkan salam sama ada kepada orang yang kita kenal atau kepada orang yang belum kita kenali. Dengan perkataan lain kita tidak boleh mengkhususkan salam hanya kepada individu-individu tertentu sahaja sebaliknya hendaklah diucapkan salam itu kepada sesiapa sahaja dari kalangan umat Islam kerana semua umat Islam adalah bersaudara.

PUSAT ISLAM UNIVERSITI
UNIVERSITI PUTRA MALAYSIA
(SUMBER : aL-HaDiS)

Tuesday 10 December 2013

::TAZKIRAH - JANGAN KEDEKUT MEMBERI ILMU::

RENUNGAN UNTUK KITA HAYATI BERSAMA. SEMOGA MENDAPAT MANFAAT DARINYA.

Rasulullah s.a.w bersabda yang bermaksud:
 
 �Sesiapa yang ditanya tentang ilmu lalu dia menyembunyikannya akan diikat mulutnya (meletakkan kekang di mulutnya seperti kuda) dengan kekang dari api neraka pada Hari Kiamat.� 
 
(Hadis Riwayat Abu Daud dan at-Tirmidzi).
 
Huraian:
 
Islam sangat menghargai dan mengangkat kedudukan ilmu dan ulama sangat tinggi dan mulia. 
 
Allah S.W.T telah berfirman:
 
 "... nescaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa darjat..." 
 
(Al Mujaadalah [58].

Kerana kedudukan ilmu yang sedemikian tingginya, maka Islam mewajibkan umatnya untuk mempelajari ilmu, sehingga diharapkan mereka bekerja berdasarkan ilmunya, bukan sekadar mengikuti seseorang tanpa tujuan.

Berjihad dalam ilmu maksudnya ialah bersungguh-sungguh membentuk masyarakat dari segi ilmu pengetahuan dan peradaban yang berguna serta memberikan gambaran yang betul tentangnya tanpa merasa iri hati atau tamak kerana orang yang memberikan ilmu berupa petunjuk akan dikurniakan balasan pahala dan kebaikan sama seperti orang yang mengamal ilmu tersebut.

PUSAT ISLAM UNIVERSITI
UNIVERSITI PUTRA MALAYSIA
(SUMBER : JaKiM)

Monday 9 December 2013

::TAZKIRAH - MENGEKALKAN AKHLAK YANG BAIK




RENUNGAN UNTUK KITA HAYATI BERSAMA. SEMOGA MENDAPAT MANFAAT DARINYA.




Rasulullah s.a.w bersabda yang bermaksud:
 
Bukankah aku telah memberitahu kamu semua tentang orang yang diharamkan masuk ke neraka atau orang yang diharamkan ke atasnya neraka? Mereka ialah orang yang berdamping rapat dengan orang ramai (baik pergaulannya), hatinya tenang, berlemah lembut serta mudah dibawa berunding. 
 
(Hadis Riwayat at-Tarmizi)

Huraian:

Setiap Muslim hendaklah sentiasa bergaul rapat dengan masyarakat dengan menggunakan budi bahasa yang lembut, selalu bertolak ansur, tolong menolong dan bantu membantu dan tidak melakukan perkara-perkara yang menimbulkan sakit hati orang lain dan mendatangkan dosa seperti berbuat khianat, merompak, menipu dan seumpamanya.

Jika baik akhlak seseorang itu maka dia akan selamat daripada balasan api neraka dan begitulah sebaliknya kerana baik buruknya seseorang terletak pada sejauhmana pandangan masyarakat umum terhadap dirinya selain daripada penilaian yang dihitung oleh Allah S.W.T sendiri.

PUSAT ISLAM UNIVERSITI
UNIVERSITI PUTRA MALAYSIA
(SUMBER : JaKiM)

Monday 2 December 2013

::TAZKIRAH - SUNAT BAGI YANG SANGGUP::





RENUNGAN UNTUK KITA HAYATI BERSAMA. SEMOGA MENDAPAT MANFAAT DARINYA.

Dari Abdullah r.a katanya:�Rasulullah s.a.w bersabda:
 
�Hai para pemuda! Sesiapa di antara kamu yang telah sanggup memikul tanggungjawab berumahtangga, maka kahwinlah! Kerana perkahwinan itu dapat menundukkan mata dan kemaluan (dari dosa). Siapa yang belum sanggup, hendaklah dia berpuasa kerana puasa itu dapat menundukkan nafsu berahi.
 
(Hadis Riwayat Muslim)
Huraian:
 
Pendapat Jumhur Ulama': Perkahwinan dianggap sunat apabila seseorang lelaki itu berada dalam keadaan normal iaitu tiada apa-apa kebimbangan atau kemungkinan pada dirinya untuk melakukan zina sekali pun ia memilih untuk terus membujang dan tidak berkahwin. Di samping itu juga tiada kebimbangan atau kekhuatiran pada dirinya untuk melakukan kezaliman dan kekerasan terhadap isterinya jika dia berkahwin.

Pendaoat Imam Syafie: Bagi perkahwinan seseorang lelaki yang berada dalam keadaan normal hukumnya adalah harus, iaitu dia bebas menentukannya sendiri sama ada memilih untuk terus berkahwin atau tidak.

PUSAT ISLAM UNIVERSITI
UNIVERSITI PUTRA MALAYSIA
(SUMBER : aL-HaDiS)